Menaikkan Cukai Rokok adalah Langkah Strategis untuk Kesehatan dan Ekonomi
Penulis : WASNITA_20240000050
Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Maju)
Indonesia saat ini berada di persimpangan penting dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus memperkuat perekonomian negara. Salah satu langkah strategis yang dapat diambil pemerintah adalah menaikkan cukai rokok secara signifikan. Langkah ini bukan sekadar persoalan kebijakan fiskal, tetapi juga tanggung jawab moral untuk melindungi masyarakat dari dampak negatif konsumsi rokok.
Menekan Konsumsi dan Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi perokok aktif di Indonesia, termasuk di kalangan remaja, masih sangat tinggi. Pada tahun 2023, jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 70 juta orang, dengan 28,62% penduduk berusia 15 tahun ke atas merokok. Di antaranya, 7,4% adalah anak-anak dan remaja usia 10-18 tahun. Tingkat perokok remaja terus meningkat, terutama akibat promosi agresif rokok elektrik. Penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja melonjak dari 0,3% pada 2019 menjadi 3% pada 2021, dengan tren yang terus meningkat.
Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan atau berbagai gangguan Kesehatan akibat Asap rokok yang dihisap baik oleh si perokok dan ataupun orang lain disekitar perokok yang terpapar / menghirup asap rokok, diantaranya adalah : Rambut rontok, Katarak, Kanker hidung, Karies, Gigi berlubang dan berwarna kuning dialami oleh hampir semua perokok, Kanker lidah, mulut, kelenjar ludah, tenggorokan, kerongkongan, Kanker Payudara, Banyak diderita oleh wanita yang suaminya adalah perokok, Jari - jari pucat, Kanker leher Rahim, Kerusakan sperma, Mutu dan jumlah sperma akan berkurang jika Anda terus merokok, Amputasi Kaki, Karena penyumbatan pembuluh darah pada kaki, Penyakit pembuluh darah dan pembusukan jari - jari kaki, Kulit keriput, Gangguan pendengaran, Kanker Kulit, Osteoporosis ( Pengeroposan tulang ), Penyakit Jantung, Perokok berisiko mengalami mati mendadak 4 kali lipat dibandingkan bukan perokok, Kanker paru, 90 % pasien kanker paru adalah perokok, penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Emphysema, Tukak lambung dan kanker lambung, Kanker Usus Besar dan Kanker Anus, Kanker Ginjal, Kandung Kemih, Penis, Pankreas dan Peradangan pada kulit yang sangat gatal.
Rokok tidak hanya merusak kesehatan individu, tetapi juga membebani sistem kesehatan nasional. Merokok tidak hanya berdampak pada kesehatan perokok aktif, tetapi juga pada perokok pasif, terutama ibu hamil dan anak-anak. Paparan asap rokok meningkatkan risiko berbagai kondisi serius seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Pada anak-anak, paparan asap rokok meningkatkan risiko sindrom kematian mendadak bayi (SIDS), gangguan pernapasan, serta infeksi telinga dan ginjal.
Permasalahan dan penyakit-penyakit ini, menguras anggaran negara melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dengan menaikkan cukai rokok, harga produk tembakau akan meningkat, sehingga konsumsi dapat ditekan, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah dan anak muda.
Mengurangi Beban Sosial dan Ekonomi
Merokok bukan hanya persoalan individu, tetapi juga beban sosial. Keluarga dengan kepala rumah tangga yang merokok sering kali mengalokasikan sebagian besar pendapatannya untuk membeli rokok, mengorbankan kebutuhan dasar seperti pendidikan dan gizi anak-anak. Peningkatan cukai rokok diharapkan dapat mengurangi daya beli terhadap rokok, sehingga alokasi pengeluaran rumah tangga dapat lebih produktif.
Kontribusi Signifikan terhadap Penerimaan Negara
Cukai rokok merupakan salah satu sumber pendapatan penting bagi negara. Meskipun ada kekhawatiran bahwa kenaikan cukai dapat menurunkan pendapatan akibat penurunan konsumsi, sejarah menunjukkan bahwa negara-negara yang menaikkan cukai rokok tetap mampu menjaga stabilitas penerimaan. Pendapatan tambahan dari cukai ini dapat dialokasikan untuk mendanai program kesehatan, pendidikan, dan kampanye anti-rokok yang lebih efektif.
Mengatasi Tantangan dan Resistensi
Tidak dapat disangkal bahwa kebijakan menaikkan cukai rokok akan menghadapi resistensi, terutama dari industri tembakau dan pihak-pihak yang menggantungkan penghidupan pada sektor ini. Namun, pemerintah dapat merancang kebijakan pendukung, seperti diversifikasi ekonomi di wilayah penghasil tembakau dan pelatihan keterampilan baru bagi petani.
Kesimpulan
Menaikkan cukai rokok bukanlah kebijakan yang mudah, tetapi manfaat jangka panjangnya jauh lebih besar dibandingkan tantangan yang dihadapi. Kebijakan ini adalah bentuk nyata dari komitmen pemerintah untuk melindungi generasi mendatang, mengurangi beban penyakit, dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat. Sudah saatnya kita bersama mendukung langkah ini demi masa depan Indonesia yang lebih baik.